Sinergi dan dukungan semua instansi dan lembaga pemerintah dinilai masih kurang.Terkadang,mereka yang tergabung dalam Sarjana Penggerak Program Pedesaan (SP3) kesulitan menyosialisasikan program-program kerja mereka.
SYAMSIAH Paro yang tergabung dalam SP3 ditempatkan di Desa Tammatto,Kecamatan Ujung Loe, Bulukumba, merasakan pengalaman itu. Ikut bergabung sejak 2007, terkadang mereka bahkan tidak dikenal dan diketahui keberadaannya. “Waktu pertama kami ditempatkan, awalnya diterima sama Wakil Bupati Bulukumba Padasi.
Setelah itu, kami dilepas saja,” kata Syamsiah yang akrab disapa Cia, diiringi dengan senyum mirisnya. Pada angkatan 18 pada 2007 di Bulukumba, Cia bersama 14 temannya ditempatkan di 15 desa dari tiga kecamatan di Bulukumba. Dalam pengalamannya, dia terkadang kesulitan saat harus bekerja sama dengan instansi pemerintah setempat. “Termasuk dukungan dan bantuan kadang kesulitan,” katanya saat berkunjung ke Kantor Seputar Indonesia (SINDO) Biro Sulsel,Minggu (3/10). Jika ada kerja sama yang berkesinambungan, program-program untuk menciptakan entrepreneurdi desa-desa bisa lebih maksimal.
Program pemerintah terkait pembangunan sumber daya manusia maupun usaha akan lebih bagus jika disejalankan dengan mereka yang di SP3. “Kami tahu kondisi masyarakat di desa dan apa yang menjadi potensi yang bisa dikembangkan di desa,”tandasnya. Dia mencontohkan,dengan kewirausahaan jasa boga yang digalakkan di desa binaannya.Hingga saat ini belum mendapatkan “label” dari Kementerian Kesehatan. “Saya sempat tanya-tanya ternyata juga memerlukan biaya. Yah, ditunda lagi.Jadi kami ini seolah produk ilegal,”tuturnya. Penguatan kelembagaan, kata Duta Sulsel yang akan mengikuti seleksi SP3 Berprestasi tingkat nasional itu, harus dilakukan.
Termasuk penguatan pada lembaga pemerintahuntukmelibatkanmerekadalam kegiatan atau program terkait. Di desanya, Cia mengembangkan beberapa bentuk kewirausahaan. Bahkan sudah ada yang mencapai taraf kemandirian. Program yang dikembangkan adalah membuat kelompok usaha pemuda produktif yang bergerak di bidang jasa boga dengan merek dagang Al-Buruuj. Selain itu, mengembangkan usaha konveksi dan sapi inseminasi buatan. Tiga program yang dikembangkan inilah yang membuat alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (YKPN) Yogyakarta ini mendapat penilaian lebih dibandingkan saingannya.
Beberapa orang yang ikut diseleksi untuk kemudian mewakili Sulsel, yakni utusan Jeneponto bernama Nur Qauli, yang menampilkan usaha kemandirian kasur lantai,peserta asal Sinjai bernama Musaddad dengan abon ikan, dan peserta utusan Gowa Abd Malik dengan pupuk organiknya. Dia berharap,ke depan, program SP3 bisa lebih diperkenalkan tidak hanya kepada masyarakat,tapi juga kepada pemerintah setempat agar bisa lebih maksimal.Apalagi,setahu dia, program Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga itu membangun kerja sama dengan sembilan instansi terkait.“Hanya, mungkin tidak sampai di tingkat kabupaten,”tuturnya.
Bagaimana peluang Cia pada seleksi tingkat nasional? Kepala Dispora M Ilham Gazaling mengaku optimistis wakil Bumi Panrita Lopi itu akan masuk nominasi yang layak diperhitungkan. “Seluruh provinsi di Indonesia pasti mengirimkan wakil-wakil terbaiknya. Tetapi, kami juga sudah melakukan seleksi yang ketat dan memilih yang terbaik dari Sulsel. Saya yakin dan optimistis Sulsel masuk nominasi,”katanya kemarin. Terkait kerja sama lintas instansi, Ilham akan lebih baik pada tahun mendatang.Pada rekrutmen 2010 ini, ditangani kementerian yang selanjutnya dilakukan rapat pada tingkat provinsi yang diteruskan ke kabupaten.
Selain itu,sudah ditandatangani surat keputusan bersama (SKB) dengan beberapa menteri yang penjabarannya sampai tingkat kabupaten. Jika melihat tahun-tahun sebelumnya, Sulsel selalu gagal di tingkat nasional saat bersaing dengan utusan dari daerah lain. “Tahun lalu juga SP3 dari Bulukumba yang mewakili Sulsel,namanya Darmayani Amin,”kata Cia. Tahun lalu Sulsel kalah bersaing dengan daerah lain karena kewirausahaan yang mereka bentuk produksinya sudah sampai ekspor. Tahun ini, dia berharap apa yang sudah dilakukan di Sulsel mendapat apresiasi maksimal pada tingkat nasional sehingga bisa mengharumkan nama Sulsel di tingkat nasional. Dia juga berharap kewirausahaan yang sudah dibentuknya bisa lebih dikembangkan dan lebih maju.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
7 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar