Populasi monyet di sepanjang pantai hutan mangrove di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu dilaporkan punah menyusul kerusakan dan penyempitan hutan akibat abrasi pantai.
"Habitat ikan dan satwa lainnya yang berada di hutan mangrove saat ini keberadaannya juga tidak diketahui lagi," kata Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko Wahyu Hidayat, Sabtu (14/8/2010).
Menurut dia, pihaknya sudah pernah menyampaikan secara lisan kondisi kerusakan hutan mangrove dan punahnya habitat di dalam hutan tersebut kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu.
"Menerima laporan yang kami sampaikan, mereka perlu melakukan peninjauan untuk memastikan. Tetapi setelah itu sampai sekarang belum ada tanggapan dan realisasi untuk upaya penyelamatan," katanya.
Dikatakannya, hutan mangrove masuk di dalam kawasan cagar alam daerah ini, sehingga keberadaannya tetap harus dijaga.
Ia mengakui bahwa KSDA Kabupaten Mukomuko belum memiliki kewenangan seperti kewenangan BKSDA Provinsi.
"Kewenangan kami hanya sebatas koordinasi dengan mereka sedangkan semua keputusan mereka yang memutuskan," jelasnya.
Menurut dia sebelum terjadi penyempitan hutan akibat abrasi pantai dan penebangan oleh oknum tertentu habitat monyet sangat banyak di kawasan cagar alam itu.
"Sekarang kami tidak tahu lagi kemana mereka, karena antara hutan, jalan, dan bibir pantai jarahnya sangat pendek sehingga sulit habitat hidup didalamnya," katanya.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
7 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar