Polres Depok Nyaris Kerahkan Kekuatan Penuh

Pada 16 Oktober 2010, satu juta pemilih di Depok akan mengikuti pesta demokrasi pemilukada untuk memilih walikota dan wakil walikota, menurut informasi yang diterima SEO Blogger blogspot.

Sejumlah gesekan dari tim sukses masing-masing calon, maupun unjuk rasa juga sudah mulai meningkat menjelang masa kampanye.

Polres Depok mengaku siap mengamankan pemilukada dan belajar dari pengalaman Pemilukada Depok 2005 yang berlangsung ricuh. Bahkan, Polres Depok mengerahkan hampir seluruh kekuatan personel untuk mengamankan titik-titik rawan.

Kapolres Depok Kombes Fery Abraham mengatakan, pihaknya juga akan mengerahkan bantuan dari Polda Metro Jaya untuk tambahan personel. Hal itu, kata Fery, untuk mengantisipasi titik rawan di tiap polsek.

"Lebih dari 1.500 personel, kemarin kita juga sudah amankan pengumuman jumlah pemilih, kalau kurang personel nanti kita tambahkan dari polda jumlah persisnya dihitung dulu, kita juga akan klasifikasikan titik-titik rawan di masing-masing polsek berikan kategori," katanya kepada wartawan, Minggu (29/08/10).

Fery menambahkan, pengamanan akan diprioritaskan di 2.400 TPS yang tersebar di 11 kecamatan. Bahkan, kata Fery, pihaknya sudah membagi tiap TPS menjadi tiga klasifikasi.

"Dibagi jadi tiga, ada titik aman, titik rawan satu, dan rawan dua," tandasnya.

Google Maps Luncurkan 'Aplikasi The Rap Map'

Google Maps kini meluncurkan sebuah aplikasi baru yang bernama 'The Rap Map', sebuah aplikasi berbasis lokasi yang akan terhubung dengan lagu-lagu rap.

Aplikasi baru ini bisa menandai beberapa lokasi kota yang disebutkan di dalam lirik-lirik lagu hip-hop. Juga cerita-cerita di balik tempat tersebut dan lagu-lagu yang menyebutkan nama-nama tempat tersebut, seperti yang dikutip dari Mashable, Senin (23/8/2010).

The Rap Map diciptakan oleh Rap Genius, sebuah website mengenai sejarah hip-hop, berikut cerita-cerita di lirik-lirik lagu hip-hop, yang bekerjasama dengan Google Maps untuk pengembangannya.

Database yang paling banyak dimiliki oleh aplikasi The Rap Map adalah kota New York karena kota tersebut memiliki peranan penting dalam sejarah hip-hop, lalu diikuti oleh kota-kota hip-hop lainnya seperti Los Angeles dan Chicago.

Saat ini database di aplikasi tersebut masih kurang banyak, mengingat The Map Rap ini baru berumur seminggu sejak peluncurannya. Jadi, aplikasi ini akan terus dikembangkan dalam beberapa waktu ke depan

Diharapkan para penggemar hip-hop bakal banyak bertambah pengetahuannya melalui aplikasi ini.

HUT RI Diwarnai Unjuk Rasa

Upacara penurunan bendera Merah Putih dalam rangka HUT keke-65 RI di Bandar Lampung diwarnai unjuk rasa mahasiswa, Selasa (17/8/2010) sore.

Dalam aksi itu, para mahasiswa yang tergabung di dalam Aliansi BEM Lampung menyoroti isu korupsi. Menurut mereka, Indonesia saat ini belum sepenuhnya merdeka, setidaknya dari persoalan korupsi.

Kemerdekaan secara substansial belum banyak dirasakan masyarakat. Sebagai contoh, korupsi masih terjadi di mana-mana, ujar Adi Putra, perwakilan pengunjuk rasa.

Dalam aksi ini, mahasiswa juga mengkritisi pemilihan Ketua KPK yang tengah berlangsung. Yang kami sayangkan, kenapa bisa ada tujuh calon bermasalah yang bisa lolos, ungkap Adi kemudian. Menurut dia, aksi ini dilakukan secara serentak se-Indonesia.

Sempat terjadi ketegangan kecil antara mahasiswa dan aparat keamanan di dalam aksi ini. Aparat meminta mahasiswa menghentikan sementara orasinya karena khawatir itu dapat mengganggu kekhidmatan dan konsentrasi petugas upacara.

Upacara penurunan bendera di Bandar Lampung dilakukan di GOR Pahoman. Bertindak sebagai inspektur upacara, yaitu Komandan Resort Militer Garuda Hitam Lampung, Kol (Inf) Ibnu Darmawan.

Edan, Tujuh Pemuda Ngamuk Tanpa Sebab

Sedikitnya tujuh pemuda bersenjata parang dan pedang mengamuk dan melukai seorang warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (16/8/2010) malam. Korban, Sugianto (27), mengalami luka di bagian lengan sebelah kiri dan hingga saat ini harus dirawat intensif di RSUD Sosodoro Djatikusumo Bojonegoro.

Sugianto menderita luka bacok di lengan kiri sepanjang 20 sentimeter, lebar 7 cm dengan kedalaman 5 cm. Dia menjalani observasi Senin malam hingga Selasa dinihari.

Menurut dr Joko yang menanganinya, Selasa (17/8/2010) siang tadi, Sugianto menderita luka sedang, namun belum diteliti melalui hasil rontgent apakah lukanya tembus tulang atau tidak. "Pendarahan akibat luka sudah terhenti setelah lukanya dijahit. Beruntung lukanya tidak mengenai pembuluh darah," kata Joko.

Sebelumnya, luka korban dihentikan sementara oleh perawat di Balai Pengobatan Drokilo Kedungadem, Awan. Sugianto lalu dirujuk ke Rumah Sakit Islam Aisiyah Bojonegoro. Saat itu petugas rontgent RSI Aisiyah tidak ada sehingga Sugianto langsung dipindahkan ke RSUD Sosodoro Djatikusumo Bojonegoro.

Sugianto tidak mengerti mengapa dia menjadi sasaran amuk pemuda tidak dikenal itu. Sugianto berniat pulang dan mengambil jaminan takjil makanan untuk tadarus, yang akan dibawa ke mushalla. Belum sempat mengambil makanan, Sugianto sudah diserang tujuh pemuda yang datang dengan mengendarai sepeda motor Kawasaki Ninja, Honda Astrea Grand dan Suzuki Smash.

Saat itu, pada Senin malam, dia pulang dari shalat tarawih sekitar pukul 20.30 dengan maksud mengambil takjil untuk tadarus. Saat dia berjalan dari mushalla melintasi jalan di depan rumah warga sekitar bernama Suhud, tiba-tiba dari sebelah utara tujuh pemud a tidak dikenal mengendarai tiga sepeda motor mengacungkan senjata tajam langsung menyerangnya. Salah seorang pelaku menyabetkan parang mengenai lengan kirinya.

Menurut seorang warga, Parsono, para pemuda yang mengamuk itu juga merusak tempat duduk di warung Basiman. Seorang pelaku sempat mengancam dengan menghunus parang lalu ditempelkan di leher orang yang di warung. Selanjutnya mereka mengobrak-abrik makanan yang sedang disajikan warung Basiman dan Iin.

Para pemuda yang ada di sekitar warung bahkan berhamburan ke sawah di belakang warung. Setelah mengamuk tujuh pemuda itu kabur ke arah selatan. "Warga tidak sempat mengejar pelaku karena sibuk menyelamatkan Sugianto," tutur Parsono.

Mesin Jahit Bu Fatmawati Masih Terawat

Mesin jahit yang digunakan untuk menjahit sang saka Merah Putih pertama oleh Fatmawati yang merupakan istri proklamator kemerdekaan RI, Soekarno kondisinya dalam keadaan terawat.

"Mesin jahit ini sangat sederhana hanya digerakkan dengan tangan tidak seperti mesin yang ada sekarang," kata pengurus Rumah Fatmawati Bengkulu, Bayu Suwondo, Selasa (17/8/2010). Mesin yang merupakan salah peninggalan sejarah kemerdekaan Indonesia itu masih tersimpan dengan baik disalah satu kamar pada rumah itu.

Ia mengatakan biaya untuk perawatan benda-benda bersejarah itu bersumber dari pemerintah Bengkulu. Selain mesin itu, peninggalan sejarah dari rumah istri proklamator berupa foto-foto sejarah masa kecil Fatmawati hingga menikah dengan presiden pertama Republik Indonesia dan lukisan Fatmawati. "Lukisan ini merupakan lukisan asli dari zaman dulu," katanya.

Bayu mengatakan barang yang telah mengalami penggantian karena keadaannya yang sudah usang adalah kasur dan bantal yang pernah digunakan Fatmawati. "Kasur dan bantal ini sudah diganti dengan yang baru karena telah usang tetapi tempat tidurnya tidak," katanya.

Didalam ruangan itu juga terdapat puisi buatan Fatmawati dan Presiden Sukarno yang terkenal dengan jiwa seninya. "Puisi 'Sarinah' ini merupakan puisi yang dibuat presiden Sukarno untuk Fatmawati," katanya.

Untuk pengunjung tempat itu ia mengatakan rata-rata adalah pelajar selain itu juga orang-orang dari luar Provinsi Bengkulu yang ingin mengetahui salah satu bukti sejarah didaerah ini. "Pengunjung biasanya banyak pada saat ada perayaan di Bengkulu seperti saat Seleksi Tilawatil Quran (STQ) dan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang dilaksanakan beberapa waktu lalu," katanya.

Fatmawati yang merupakan wanita keturunan Bengkulu tersebut dikaruniai lima orang anak ketika menikah dengan Presiden Sukarno. "Hanya Guruh dan Sukmawati yang sering berkunjung ke rumah ini," katanya.

Ia mengharapkan agar peninggalan sejarah tersebut selalu dipelihara sehingga keberadaannya dapat disaksikan oleh generasi penerus mendatang.

Ban Susi Air Kempis, Wartawan Diusir

Mendengar informasi kalau pesawat Susi Air mendarat dengan kondisi ban kempis di Bandara Rendani Manokwari Papua Barat, Sabtu (14/8/2010) sekitar pukul 16.30 WIT, Abdul Muin bersama para wartawan setempat bergegas menuju lokasi. Namun alangkah arogannya, petugas maskapai itu malah melarang mereka mengambil gambar. "Kami mengambil gambar dari luar juga tidak boleh," ujar Muin yang diiyakan teman-temannya sesama kontributor televisi nasional.

Muin sebenarnya telah meminta izin Kepala Bandara Rendani Bambang Norobuntoro untuk mengambil gambar peristiwa ban kempis Susi Air itu. "Kepala Bandara sudah mengizinkan kami meliput seperti biasanya, tetapi orang-orang Susi Air yang tidak memperbolehkan," ujarnya.

Muin mengatakan tindakan petugas Susi Air terlalu arogan. Menurutnya, ban kempis pesawat dalam suatu penerbangan merupakan konsumsi publik.

Ia menegaskan masyarakat berhak mengetahui kondisi dan keseriusan maskapai dalam menjaga keamanan penerbangan. Menurut informasi yang diterimanya, pesawat terbang jenis karavan itu berangkat dari Teluk Bintuni, Papua Barat. Hingga kini, para jurnalis masih bertahan di Rendani.

Singkawang Diminta Waspada Malaria-DBD

Dinas Kesehatan Singkawang meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit malaria dan demam berdarah dengue (DBD) di saat musim pancaroba saat ini.

"Musim pancaroba yang masih berlangsung dikhawatirkan membuat nyamuk penyebab penyakit malaria dan demam berdarah kian merajalela," kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Singkawang, A Kismed, Sabtu (14/8/2010).

Musim pancaroba, kata dia, merupakan saat yang rawan dengan perkembangbiakan jentik nyamuk, karena itu dia mengimbau warga untuk waspada terhadap berbagai penyakit yang mungkin ditimbulkan.

Menurut Kismed, langkah klasik yang bisa ditempuh ialah dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk serta 3M (menguras, menutup, mengubur) atau menabur bubuk abate. Penyakit malaria dan demam berdarah adalah dua penyakit yang disebabkan oleh nyamuk

Monyet Mangrove, Kemana Kamu Pergi?

Populasi monyet di sepanjang pantai hutan mangrove di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu dilaporkan punah menyusul kerusakan dan penyempitan hutan akibat abrasi pantai.

"Habitat ikan dan satwa lainnya yang berada di hutan mangrove saat ini keberadaannya juga tidak diketahui lagi," kata Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko Wahyu Hidayat, Sabtu (14/8/2010).

Menurut dia, pihaknya sudah pernah menyampaikan secara lisan kondisi kerusakan hutan mangrove dan punahnya habitat di dalam hutan tersebut kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu.

"Menerima laporan yang kami sampaikan, mereka perlu melakukan peninjauan untuk memastikan. Tetapi setelah itu sampai sekarang belum ada tanggapan dan realisasi untuk upaya penyelamatan," katanya.

Dikatakannya, hutan mangrove masuk di dalam kawasan cagar alam daerah ini, sehingga keberadaannya tetap harus dijaga.

Ia mengakui bahwa KSDA Kabupaten Mukomuko belum memiliki kewenangan seperti kewenangan BKSDA Provinsi.

"Kewenangan kami hanya sebatas koordinasi dengan mereka sedangkan semua keputusan mereka yang memutuskan," jelasnya.

Menurut dia sebelum terjadi penyempitan hutan akibat abrasi pantai dan penebangan oleh oknum tertentu habitat monyet sangat banyak di kawasan cagar alam itu.

"Sekarang kami tidak tahu lagi kemana mereka, karena antara hutan, jalan, dan bibir pantai jarahnya sangat pendek sehingga sulit habitat hidup didalamnya," katanya.

Jembatan Kalahien Hampir Selesai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan pembangunan jembatan Kalahien yang menghubungkan Kota Palangkaraya dengan Buntok saat ini sudah memasuki tahap akhir.

"Proses pembangunannya sudah mencapai sekitar 90 persen, apalagi proses pekerjaan tersulitnya sudah diselesaikan dengan baik yakni menyambung bentang pelengkung sepanjang 200 meter pada beberapa waktu lalu," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kalteng Ben Brahim di Palangkaraya, Sabtu (14/8/2010).

Menurut Ben, pihaknya terus melaksanakan pembangunan jembatan tersebut meskipun memasuki bulan Ramadhan, dan saat ini sudah mencapai tahapan penyelesaian bentang bawah serta pengecoran semen.

Ia juga mengatakan, pembangunan jembatan tersebut selama ini berjalan dengan baik, hanya saja ada sedikit kendala, karena tepi atau pinggiran sungai Barito terkikis air sehingga mengakibatkan longsor namun masih bisa diatasi.

"Kami membangun turap pada tepi-tepi sungai Barito yang berfungsi sebagai penahan kuatnya arus dan gelombang air yang menghantam langsung pinggiran sungai sebagai solusi dari masalah tersebut," ucap Ben.

Sementara itu, secara terpisah, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Kalteng Ridwan Manurung menjelaskan, pembangunan jembatan tersebut sudah memasuki tahap akhir dan diperkirakan Oktober sudah bisa dipakai.