Desa Balerante

Sebanyak lima personel marinir TNI Angkatan Laut, Rabu (17/11/2010) menyisir permukiman penduduk Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, untuk melakukan pendataan rumah warga, yang rusak terkena awan panas erupsi Gunung Merapi.

"Tim Marinir dari Surabaya sengaja ditugaskan menyisir Balerante, yang merupakan kawasan, yang paling parah terkena dampak erupsi Merapi pada Jumat lalu," kata Komandan Peleton Pelaksana Evakuasi, Laode Rustam, di Klaten.

Dia mengatakan, tiga dukuh di Balerante yang menjadi tujuan utama penyisiran TNI AL adalah, Dukuh Sukorejo, Ngipiksari, dan Sambungrejo, yang berjarak sekitar 4-5 kilometer dari puncak Merapi.

Selain mendata jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan, Laode menjelaskan, pihaknya juga mendata ternak-ternak warga yang mati terpanggang akibat letusan Merapi.

Hasil pendataan tersebut, akan digunakan pihak pemerintah kabupaten setempat untuk melakukan pembersihan permukiman warga.

"Kemungkinan Pemkab Klaten juga akan melakukan pemusnahan hewan ternak, yang belum terevakuasi tersebut," katanya.

Dalam proses pendataan tersebut, personel TNI AL mendapat bantuan armada berupa sepeda motor trail dari Pasukan Trail Surabaya.

Berdasarkan pantauan, puluhan rumah warga di beberapa dukuh di Desa Balerante rusak parah akibat sapuan awan panas Merapi sehingga desa tersebut menjadi desa mati yang ditinggalkan penduduknya.

Desa Balerante merupakan salah satu desa yang masuk dalam pemetaan kawasan rawan bencana Merapi yang terletak di barat Kali Woro.

Selain itu, pepohonan serta ratusan hektar tanaman padi yang berada di lereng Merapi tersebut pun dalam keadaan gersang dan tertutup abu vulkanik. Demikian informasi dari eehari tentang Desa Balerante.

Dialog yang dilakukan warga Sorowako

Dialog yang dilakukan warga Sorowako dengan pihak PT Inco warga Sorowako kemarin gagal mencapai kesepakatan.Tuntutan warga agar pimpinan tertinggi perusahaan itu diganti,tidak dapat dikabulkan PT Inco.

General Manager Goverment Relation and Communication PT Inco Tri Rahman Batara mengungkapkan, pertemuan tersebut berakhir deadlock lantaran terdapat tuntutan warga yang sulit dipenuhi manajemen. “Pergantian salah satu pejabat PT Inco tidak bisa dilakukan karena hal itu atas desakan pihak luar. Kebijakan pergantian posisi pejabat merupakan keputusan manajemen PT Inco secara internal,”ujarnya. Kendati demikian,Tri Rahman mengaku berterima kasih kepada pihak-pihak yang senantiasa memberi masukan atas kinerja PT Inco. “Ini (demo warga) merupakan hal yang positif, dalam arti PT Inco akan berupaya kembali mengevaluasi semua kebijakan yang telah dikeluarkan untuk diperbaiki,” ungkapnya.

Pertemuan kedua pihak kembali akan dilanjutkan pekan depan. Dialog itu akan difasilitasi Pemkab Luwu Timur (Lutim) dan Polres Lutim. Meski terjadi pertemuan antara warga dan PT Inco,sejumlah warga Sorowako yang tergabung dalam Kerukunan Wawania Asli Sorowako (KWAS) dan Forum Komunitas Pemuda Asli Sorowako (FKPAS) kembali melanjutkan aksinya kemarin. Bahkan,unjuk rasa tersebut semakin menimbulkan dampak luas. Kemarin,ratusan siswa sekolah terpaksa diliburkan karena dikhawatirkan unjuk rasa itu akan berakhir bentrok. Sehari sebelumnya,warga melakukan aksi sweeping terhadap karyawan PT Inco sehingga ratusan karyawan tertahan dan tidak dapat masuk kerja.

Sekolah yang meliburkan siswanya kemarin, terdiri atas TK, SD, SMP,dan SMA,milik YPS Singkole Sorowako. Salah seorang orang tua siswa, Muhammad Kahar, mengaku tidak tahu-menahu alasan sekolah meliburkan siswanya.“Menurut informasi yang beredar, siswa diliburkan karena khawatir aksi demonstrasi warga akan berujung bentrok seperti yang terjadi beberapa waktu lalu,”ungkapnya. Dari pantauan di lokasi unjuk rasa kemarin, warga melakukan aksi sejak pagi hari pukul 06.00 Wita dengan melakukan sweeping terhadap pekerja yang akan masuk kerja. Warga Sorowako ini mendesak penggantian Senior VP & Chief Operating Officer PT Inco Ciho Bangun, sebagai pemimpin tertinggi PT Inco di Sorowako.

Dialog kedua pihak yang berlangsung kemarin juga berlangsung alot.Pasalnya,pihak PT Inco enggan membuka dokumen kontrak karya antara manajemen PT Inco dan Pemerintah RI.Padahal,warga menuntut agar dokumen kontrak karya tersebut dibuka untuk memperjelas wilayah konsesi PT Inco. Demikian informasi dari eehari tentang Dialog yang dilakukan warga Sorowako.